Daily Archives: July 31, 2015

Sikka Siap Mengirimkan Hasil Perkebunannya Ke Manca Negara

Sikka Siap Mengirimkan Hasil Perkebunannya Ke Manca Negara

31JUL

IMG_1791
Pagi hari Kamis tanggal 30 Juli 2015 di jalan Soverdi dusun Nita Pleat desa Nita Kecamatan Nita Nampak ada sedikit keramaian. Mulai masuk jalan sudah terpampang spanduk selamat datang diacara Launching Unit Pemasaran Bersama Wirausaha Koperasi Sube Huter.
Apa sebenarnya kegatan ini?
IMG_1686
Bedasarkan informasi yang didapat, berawal dari banyaknya kredit macet dari anggota Kopdit Sube Huter khususnya petani kakao, dimana sebagian besar produksi kakaonya mengalami penurunan yang sangat dratis dikarenakan terserang penyakit seperti PBK dan busuk buah, ini disebabkan salah satunya para petani belum mengetahui bagaimana praktek berkebun yang baik.
Kemudian timbul ide dan trobosan baru Kopdit Sube Huter setelah bertemu dengan Program SPSCF – Support of Poor Small Cocoa Farmer yang dilakukan oleh Yayasan Sahabat Cipta (yang dulunya Swisscontact) dengan Wahana Visi Indonesia untuk mengadakan Sekolah lapang kakao bagi anggotanya. Sebagai kelompok percobaan dilakukan di desa Puho kecamatan Lela. Sekolah Lapang diikuti sekitar 25 orang anggota untuk 10 kali pertemuan. Ide ini juga dibarengi dengan ide lain yaitu memberi kredit untuk keperluan budidaya kakao guna pembelian gunting galah, gunting steck dan juga spryer. Dari hasil monitoring Sube Huter, dikabarkan sudah mulai ada perubahan tanaman kakaonya dan mulai ada peningkatan hasil produksi setelah anggota mengikuti sekolah lapang dan menerapkan ilmu yang didapat. Selain itu kredit alat alat untuk budidaya kakao juga sudah lunas.
Sebelum jauh sebagai informasi perlu dijelaskan apa itu program SPSCF. Sejak 2012 Yayasan Sahabat Cipta (yang sebelumnya Swisscontact Indonesia) bersama Wahana Visi Indonesia dan Pemerintah Daerah melakukan program Pengembangan kakao di Kabuaten Sikka dengan nama Support of Poor Small Cocoa Farmer. Program ini bertujuan untuk memicu pertumbuhan ekonomi dibidang kakao dan meningkatkan peran serta pelaku rantai nilai komoditi kakao. Intervensi program yang di implementasikan yaitu meningkatkan produktifitas melalui intensifikasi dengan memperbaiki budidaya tanaman dan ekstensifikasi, penguatan bisnis kakao dan peningkatan nilai tambah melalui implementasi pasca panen: pengeringan, fermentasi, pemasaran bersama dan akses ke pasar. Secara garis besar ada tiga objectif dalam kegiatan ini yaitu :

Outcome 1

Outcome2

Outcome3

Nyambung dengan pertanyaan awal apa itu launching Unit Pemasaran Bersama Wirausaha Koperasi Sube Huter.
Pemasaran yang efektif sangat dibutuhkan dalam memasarkan biji kakao dan komoditi lainnya. Salah satu faktor yang menentukan pemasaran yang efektif dan efisien yaitu sedikitnya rantai nilai pemasaran. Dengan sedikitnya rantai nilai pemasaran, maka dampaknya adalah tingkat harga yang baik bagi petani. Semakin tinggi harga jual biji kakao, yang berarti juga meningkatnya selisih harga yang diterima petani, akan membuat petani termotivasi untuk meningkatkan produksinya. Hal ini berarti bahwa peningkatan produktivitas saja belum cukup, namun harus diikuti penyempurnaan/ perbaikan dalam saluran-saluran pemasaran.
IMG_1737
Salah satu perbaikan dalam rantai pemasaran adalah mengefisiensikan rantai distribusi atau perdagangan kakao dari petani sampai ke pembeli besar atau pabrikan pengolahan coklat. Selain itu juga biasanya para pembeli skala besar cenderung lebih suka langsung berhadapan dengan satu kelompok yang lebih besar, mereka enggan untuk berhubungan dengan petani individu maupun kelompok kelompok kecil.
IMG_1680
Untuk menanggapi hal tersebut Sube Huter didukung Yayasan Sahabat Cipta dan Wahana Visi Indonesia dalam program Support of Poor Small Cacao Farmer- SPSCF mendirikan satu Unit Pemasaran Bersama di tingkat Kabupaten. Unit ini dirancang dan diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi pembeli besar dari luar kabupaten Sikka seperti BT Coco, PT Mars dan lain lainnya. Juga bisa dijadikan model bagi lembaga atau pihak swasta lainnya baik yang ada di kabupaten Sikka maupun di kabupaten lainnya.
IMG_1798
Dalam pembangunan unit Pemasaran Bersama ini tentunya memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang, dimana Yayasan Sahabat Cipta dan Wahana Visi Indonesia sebagai fasilitator dengan melibatkan dinas terkait seperti dari Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas terkait lainya mendapat tantangan yang cukup berat dalam menentukan siapa dan di mana Unit pemasaran bersama ini akan didirikan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan. Dari beberapa lembaga yang ada, terpilihlah Sube Huter sebagai lembaga yang telah memenuhi persyaratan dan komitmen untuk melakukan kegiatan tersebut.
Adapun kelebihan dari Unit Pemasaran Bersama wirausaha koperasi Sube Huter adalah adanya fasilitas penjemuran dengan menggunakan bahan atap Solar tuff khusus yang sesuai dengan standart dan diinginkan pembeli atau pabrik pabrik besar, untuk dapat menghasilkan dan memenuhi kualitas biji kakao yang berkualitas. Dimana pada saat pembangunan ini dibantu tehnisi khusus untuk solar dryer dari BT Coco. Disamping itu juga memberlakukan sistim standard operasional prossedur yang baik. Tentunya tidak hanya itu saja, langkah selanjutnya kakan dilakukan proses sertifikasi UTZ untuk komoditi kakao dan akan disusul komoditi lainnya seperti mente, kemiri dan lain lain. Untuk kakao sendiri sebagai langkah awal sertifikasi akan dilakukan di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Nita, Koting dan Lela, mencakup 13 desa. Adapun jumlahpetani yang menjadi peserta ada 1271 orang petani dengan potensi produksi 160 ton per tahun.
IMG_1674
Dengan adanya Unit Pemasaran Bersama Wirausaha Koperasi Sube Huter ini , diharapkan akan menambah semangat petani dan pelaku rantai pasar kakao dan komoditi lain untuk lebih dapat meningkatkan kinerja dari apa yang telah kita kerjakan selama ini khusunya komoditi kakao. Diharapkan juga dengan adanya unit Pemasaran Bersama Wirausaha Koperasi Sube Huter ini juga akan berdampak langsung dalam peningkatan pendapatan petani kakao khususnya dan pelaku ranatai nilai kakao pada umumnya.
Direncanakan pengiriman pertama akan dilakukan pada bulan Agustus ini dengan volume awal berkisar 12 ton ke BT Coco di Surabaya menggunakan container.
Yang menjadi tantangan bagi UPB baik sube Huter maupun UPB di tingkat kelompok desa seperti UPH Plea Pulidan UPH Impala Tilang adalah modal kerja.
Peresmian dihadiri para undangan yang terdirii dari pihak swasta Ibu Eet Etih Suryatin sebagai Manager PT Jabat Rasa Flores, Bambang Witjaksana sebagai Project Manager SPSCF Yayasan Sahabat Cipta dan staff, Pak Dedi Saragih Pimpinan WVI ADP Sikka, Beberapa Camat dan Kepala Desa, Pimpinan Koperasi Kredit , Perwakilan Kelompok Tani, Ketua Cococa Learning Center. Dari pihak pemerintah dari undangan yang dikirimkan terlihat hanya dari Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, selain itu tidak ada yang hadir.
Sebagai awal pembukaan bersyukur pak Romanus sebagai sesepuh dan Ketua Puskopdit Swadaya Utama berkenan memberi arahan. Beliau memberi penghargaan pada Sube Huter yang berani membuat trobosan baru. Selain itu yang perlu ditekankan harus adanya pemisahan management antara Kopdit Sube Huter dengan Wirausaha Koperasi Sube Huter, namun masih satu payung kelembagaan.
IMG_1700

IMG_1711
Peresmian secara simbolis dengan membuka penutup papan nama Unit Pemasaran Bersama Wirausaha Koperasi Sube Huter dilakukan oleh Bapak Simeon, Staff Ahli Bupati, mewakili bapak Wakil Bupati yang sebelumnya dijadwalkan akan hadir. Semoga kegiatan ini mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah, khususnya pak Bupati Anshar Rera. Karena kegiatan ini sangat mendukung program beliau khusunya pengembangan kakao.
IMG_1722

Selain peresmian untuk menarik minat petani, juga digelar pameran yang diselenggarakan oleh Pusat Pembelajaran Kakao Sikka. Pada kesempatan tersebut banyak petani yang bertanya seputar budidaya kakao.
IMG_1743
IMG_1776
IMG_1753
Jadi untuk masalah kakao seharusnya diKabupaten Sikka harus lebih berkembang, karena sudah ada tenaga ahli dari sumber daya lokal yang tergabung di Pusat Pembelajaran Kakao Sikka, juga ada Unit Pemasaran Bersama Wirausaha Koperasi Sube Huter yang siap memasarkan komoditi yang ada di Kabupaten keluar.
IMG_1802

Sumber : https://kakaosikka.wordpress.com/2015/07/31/sikka-siap-mengirimkan-hasil-perkebunannya-ke-manca-negara/

Ekspor Kakao: Pemerintah Diminta Segera Terapkan Patokan Bea Keluar 15%

Ekspor Kakao: Pemerintah Diminta Segera Terapkan Patokan Bea Keluar 15%

Adi Ginanjar Maulana Jum’at, 31/07/2015 18:53 WIB

2015-07-31-Ekspor Kakao Pemerintah Diminta Segera Terapkan Patokan Bea Keluar 15%

Bisnis.com, BANDUNG—National Reference Group (NRG) on Kakao Jawa Barat meminta pemerintah segera menerapkan tarif bea keluar biji kakao dipatok sebesar 15%, guna menekan ekspor bahan baku mentah.

Koordinator NRG on Kakao Jabar Iyus Supriyatna mengatakan selama ini tarif bea keluar yang diterapkan di kisaran 0-15% dinilai masih kecil untuk menekan ekspor kakao mentah.

Hal tersebut menyebabkan pasokan kakao mentah bagi industri dalam negeri semakin berkurang.

Continue reading